Cinta Yang Tak Cukup


Mumpung masih sekolah

Bacalah buku-buku filsafat, sains, sastra, agama dll! 

Itu kata sebagian orang

cari ilmu itu mumpung

karena setelah lulus

ilmu tak semestinya diurus

lebih baik baca buku bisnis

ya, begitu jalan ceritanya

ada ilmu, tapi tak ada hidup

ada hidup, tapi apa ilmu perlu

seperti tanyaku pada seorang wanita:

"bagaimana kalau cukup dengan cinta? "

tapi katanya tidak, "musti ada harta!"

Kau tahu

ternyata drama kehidupan 

berawal dari hal dangkal

sesepele dan sesembrono itu! 

bayangkan saja

makna-makna luhur yang kukejar

puluhan tahun merantau 

Menyusuri sunyi

Melalui hutan kesendirian

Berteduh di bawah pohon kebijaksanaan

Sekuat tenaga memangku ketakberdayaan

mau disapu oleh angin cemas

semacam itu? 

Tapi ada saja yang terhempas

Atau jangan-jangan kini takhayul itu 

Bukan angin lagi, tapi badai halilintar

Sulit memang 

Realitanya sekolah sudah menjadi pabrik-pabrik

Saat terlihat tak menguntungkan

Orang-orang mending memilih keluar sekolah saja

Pindah jualan 

Dalam pasar kehidupan 

Yang lebih jelas memberi peluang

(sekolah mustilah bagian dari pasar; tempat produksi sampah kehidupan)

Pun cinta 

andai tanpa harta

maka tiadalah ia

seperti cintanya wanita tadi

Dia pikir kerja cinta 

Sebatas merayu dunia dengan kata

Sekerdil itukah cinta yang kau pahami

Yang tak cukup seperti yang kau ucap

duhai seorang wanita

Asal kau tahu

Justru cintalah yang tak pernah sanggup

Saat disejajarkan dengan harta

Ia lebih luas dari itu

Ia lebih luas dari gumpalan-gumpalan sejarah

Lebih asal dari mitos

Lebih membumj dari tradisi

Lebih senja daripada senja

Bahkan lebih lama dari waktu dan usia

Lalu masihkah kau anggap cinta....


Februari 2020








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Memoir Februari- Mei

Hapuslah Kesedihanmu

Apakah Agama itu Sederhana?