Puisi Memoir Februari- Mei
# suatu pagi dunia terbangun cepat sekali kami pun duduk bersama menikmati kopi tak kusangka, tiba-tiba ia bercerita padaku memberi tahu asal usul kesakitan itu bahwa semua berawal dari percaya akan cinta yang tak ada, sahabat yang tak ada, pada hidup yang tak ada, pada makna yang tak ada: segala tentang tiada yang disangkanya ada. 21.02.21 # Diam-diam aku meyakini bahwa setiap yang berhati bermimpi untuk bertemu seseorang yang menyerahkan hatinya secara gila-gilaan, mengeluarkan kata-kata yang tak bisa lagi diuraikan dengan lisan. Bahkan untuk mengucapkan terimakasih saja kepadamu aku tak berani dan teramat malu. Ucapan maaf pun kupikir tak pantas kau menerima itu. Mungkin cara terbaik bagi kita adalah bersama-sama terdiam, masing-masing merelakan waktu tenggelam menjelma malam, menyembunyikan semua ingatan di balik senyum bintang-bintang dan tangisan rembulan, lalu dengan lirih kita panggil-panggil angin yang membawa musim semi dan merayunya agar ia sudi melahirkan kembali bung