Bayang-bayang

Ada yang tidak mudah hilang dalam diri kita masing-masing: semacam bayang-bayang-- atau kau bisa menyebutnya sebagai proses kreatifitas dalam sebuah "perjalanan". 

Lalu seperti kata Adonis: 

"bayang-bayang sedang 
tersesat dalam sebuah 
perjalanan".

Tapi belum ada hubungan yang jelas antara "Ketersesatan" dan "jalan" dalam penuturan Adonis. Dalam arti, apa sih makna konkrit dari sebuah ketersesatan itu? Benarkah ia telah melibatkan ruang terminologis tertentu dalam membatasi kata tersebut? Barangkali demikian: memang selayaknya sebuah puisi tak begitu tertarik memasuki ruang-ruang terminologis-- konstruksi-konstruksi yang terlampau mapan dan mengekang.

Sedemikian ngambangnya maksud Adonis, rupanya beliau masih berbelas kasih kepada kita, ada sedikit isyarat yang ingin ia sampaikan: ketersesatan tak begitu berjarak dengan wujud "keterasingan". 

Ya, Adonis benar. Dalam perjalan kehidupannya-- lebih tepatnya dalam rangka menjalani pergulatan eksistensial-- manusia harus bersiap untuk menjadi yang terasing. Tapi itu tak lebih dari sekedar tugas atau citraan bayang-bayang. Bukan cahaya.

Dan naif memang, kalau manusia lebih menonjolkan dirinya sebagai cahaya, bukan bayang-bayang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Memoir Februari- Mei

Hapuslah Kesedihanmu

Apakah Agama itu Sederhana?