Buku Bekas dan Madzhab Hegelian



Tepat sekali kalau Cairo disebut sebagai surganya buku. Tidak hanya buku-buku yang membahas kajian keislaman seperti dalam bidang turots dan kontemporer saja, banyak juga buku-buku yang diterjemahkan dari literatur barat, entah itu filsafat, sastra, ekonomi, politik dll. 

Bisa dikatakan kalau gengsi orang-orang Mesir tentang buku sangatlah tinggi. Subsidi yang diberikan oleh negara untuk menunjang literasi di sini pun cukup tinggi. Dan itu sangat wajar bagi sebuah negeri yang mempunyai rekam jejak peradaban yang besar di masa lalunya. 

Jadi bukan hal aneh jika ada banyak buku yang dijual sangat murah, dan menurut saya, bahkan kadang sampai terkesan tidak wajar, jika dilihat dari ketebalan serta kualitas isi yang wow sekali. Bahkan setau saya, perbandingannya bisa sampai sepuluh kali lebih murah dibanding buku-buku yang dijual di Indonesia (seperti gramedia misalnya).

Tapi dari sekian banyak toko buku yang ada, yang paling favorit bagi saya ya tetep "Azbakiah", alias buku-buku berkah. Iya berkah, bukan bekas. Dalam urusan perbukuan, saya mengikuti filsafat madzhab Hegelian yang mengatakan asal sesuatu adalah "esensi" (bisa juga diartikan "spirit"), berarti "immaterial".  

Terserah buku baru atau buku bekas, yang terpenting adalah isi, karena dialah esensi. Adapun mengenai kertas, tinta, dan penjilidan itu sekedar "al shuroh", forma yang kurang lebih bertindak sebagai manifestasi akan sesuatu yang hakiki tersebut. Yang dalam filsafat Kant disebut dengan Noumena, bukan fenomena. Karena tidak mungkin kita bisa menangkap makna-makna yang terkandung dalam sebuah buku cukup dengan persepsi inderawi. Melainkan harus ada kerja pikir yang mengolah dan menyarikan isi-isi dari sebuah buku sehingga sampai pada sebuah pemahaman tertentu.

Dan, kalau boleh jujur, itu tadi cuman sekedar cocoklogi saja. Semacam upaya pembelaan akan diri sendiri. Itu saja. Karena dalam praktiknya, meskipun lebih mentingin "isi", nyatanya kalau beli buku saya selalu nyari yang paling murah, plus paling bagus. hahaha su.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Memoir Februari- Mei

Hapuslah Kesedihanmu

Apakah Agama itu Sederhana?