Yang Samar

Di saat sedang bingung, atau bahasa jawanya "keblinger", apalagi yang bisa menyejukkan hati selain "dawuh" guru.

Betul yang dikatakan gurunda Syekh Abu Musa, seorang pencari ilmu semestinya tidak terpana dengan penampakan "dzahir" saja. Ahli ilmu itu orang khusus, punya keistmewaan. Jadi yang menjadi prioritas hidup harus hal-hal yang istimewa, istilah beliau "ma yulbis", yakni sesuatu yang samar. Tidak melulu yang dzahir saja. 

"Sesungguhnya, yang musti diprioritaskan ahli ilmu adalah sesuatu yang samar", begitulah kata beliau.

Diantara sesuatu yang samar  tersebut adalah ridlo Sang Pencipta, pengabdian, doa dan harapan yang baik kepada sesama. Atau spesifiknya, yang samar bagi pencari ilmu ya ilmu itu sendiri.

Pandangan semacam ini menjadi pentig ketika dihadapkan pada pemikiran materialis seperti Marx misalnya, yang mengatakan bahwa  ide-ide, peradaban, bahkan sejarah ber-"asal" dari materi. Berarti kehidupan berasal dari suatu materi, dan berakhir pula pada materi-- segalanya yang "dzahir".

( Saat sedang asik2nya nulis, tiba2 tetangga ribut, kelahi, ada yg bawa pisau, kayu, bakar tabung dan lempar2an kaca. Jadi gak fokus, dan gak bisa nerusin)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Memoir Februari- Mei

Hapuslah Kesedihanmu

Apakah Agama itu Sederhana?