Guru

Seorang murid memang dituntut mandiri. Guru sendiri yang menghendaki seperti itu. Seorang guru senantiasa mengharapkan agar si murid terus belajar, berkembang, dan bermanfaat, baik untuk diri sendiri atau yang lain. Tapi sepandai-pandainya murid, murid tetaplah murid. Pada kedalaman ruhaninya, selalu ada pengakuan, " tanpa sang guru, entahlah aku! ".

Barangkali manusia dengan entitas alami yang ia miliki tak mampu sepenuhnya mengontrol apa saja yang berkaitan dengan dirinya sendiri: mulai dari segala yang ia tahu, hingga yang ia mau sekaligus. Manusia dianugerahi kemampuan atas segala "kemungkinan", dan di waktu yang sama-- sebagai ciri seorang makhluk-- dia pun cukup dekat dengan "ketaksanggupan".

Sebab itu, manusia membutuhkan entitas/kuasa yang lain. Manusia butuh agama; ia butuh ajaran: ia butuh guru.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Memoir Februari- Mei

Hapuslah Kesedihanmu

Apakah Agama itu Sederhana?