Kita tahu, ketika melihat sejarah, yang bercerita tentang pertumpahan darah, tak jarang agama dilibatkan dan dibawa-bawa. Dalam Film Viking misalnya, di sana kita melihat beberapa pertempuran yang seolah sama-sama mewakili agama, satu pihak "atas nama Odin", dan pihak lawan mengatakan "atas nama (tuhan) kristen". Padahal ada yang musti kita curigai, agama tak sepenuhnya menjadi motif tunggal dalam kejadian sejarah tersebut, unsur kepentingan dan kekuasann justru memiliki porsi yang lebih dominan. Begitu juga peristiwa teror yang terjadi--setidakny dalam dua dasawarsa terakhir-- akhir-akhir ini, juga kekerasan identitas yang sering menyatut label "Islam", padahal kita tahu Islam (sebagai ajaran) sendiri sejak kapan arif dengan kekerasan dan kemungkaran semacam itu? Barangkali demikian cara sejarah memberi kesimpulan: antara " agama" dan "yang beragama" musti diberi jarak-- dua hal yang kadang menyatu, tapi seringkali ia tak menyatu,
Komentar
Posting Komentar