Di Kota Ini

Di kota ini

Aku menemukan kata 

yang berjuang tanpa akhir

yang siuman dari masa lalu

Yang menerangi separuh aku


Kota ini jalanannya kotor

Tempat bermain kawanan anak anjing

dan anak-anak kecil yang menggelandang

Para pengemis panjang berbaris

Ibu-ibu berkelahi setiap hari

Lalu berkawan lagi dan lagi


Tapi kota ini

Juga tak henti-henti

Menyulap ide-ide besar

dan melahirkan para penyair


Seorang teman sering marah kepadaku

Dia kesal dengan pertanyaanya sendiri

Mengapa ia meski tinggal di kota ini

Tak ada hujan, tak ada pepohonan

Seperti kota yang kehilangan harapan

Tapi mereka punya air mata

Dan mata air, kataku pada kawan


Di kota ini

Kini orang-orang hanya bisa menikmati lukisan

Gambaran masa lalu 

Tapi tentang nasibnya sendiri

Mereka tak tahu


Dan aku tak perlu kesal

Dunia memang seperti itu

Kenyataan yang penuh keganjilan

Sebab itu, aku lebih senang membaca syair

Cahaya yang senantiasa dirindukan

Dalam setiap zaman.


2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Memoir Februari- Mei

Hapuslah Kesedihanmu

Apakah Agama itu Sederhana?