Layaknya Kesepian

Saya beranggapan (mungkin salah) bahwa untuk berjuang dalam pencarian, tak ada alasan lain yang lebih hebat daripada kerinduan. Begitu juga merindukan kebijaksanaan.

Lalu apa yang dirasakan oleh seseorang yang telah mengerahkan upayanya namun ia belum saja menemukan tujuannya tersebut? Jawabannya bermacam-macam. Tapi mendekati satu titik yang sama: sakit. Misalkan saja orang yang mencari pasangan hidupnya. Barangkali dia rela berjalan sepanjang apapun asal itu bisa menjauhkan dirinya dari kesepian.

Manusia itu aneh ( atau kita, atau aku saja yang aneh). Seringkali kita membenci keramaian dan kebisingan. Tapi siapakah yang kuat menghadapi kesepian? Sangat langka, dan secara umum tak ada. Kesepian itu menyakitkan. Begitu juga orang yang sedang mencari dirinya sendiri, sebenarnya ia sedang kesepian.

Untuk mampu bertahan dalam hidup yang penuh "persoalan", penuh "pengakuan" yang kadang membingungkan ini, kita perlu menemukan diri kita terlebih dahulu. Atau jangan-jangan hidup memang seperti itu; mencari tahu siapa sebenarnya "aku". Dan hingga kini pun sejarah tidak berhenti berjalan. Apakah ia juga sedang mencari dirinya sendiri? Aku tak tahu. Setidaknya kita tetap terus berjalan, karena hanya itu yang bisa dilakukan oleh kerinduan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Memoir Februari- Mei

Hapuslah Kesedihanmu

Apakah Agama itu Sederhana?