Tak Pernah Usai

Belajar itu tidak mudah. Ada tantangan tesendiri yang harus dijalani: seberapa tangguh dan setia kita terhadap ilmu yang kita mau.

Terkadang saking sulitnya dalam memehami bab atau fan tertentu, sudah diulang berkali-kali, dan bahkan menghabiskan waktu yang cukup banyak, tapi tetap saja merasa gagal paham, dan, di waktu seperti itulah kadang perasaan "yang tidak-tidak" itu keluar: semacam pesimisme, kecewa yang terbayarkan pada diri sendiri, seolah ingin menyerah, dan berontak.

Tapi alam bawah sadar tak menyukai kesadaran semacam itu. Memuakkan! 

Setidaknya aku ingin jujur: bahwa potensi, kesempatan, dan "kemungkinan" tak selalu datang dan hadir dari diriku sendiri. Dan aku, atau bahkan kita semua, sudah semestinya memahami bahwa salah satu alasan mengapa kita senantiasa berjalan hingga kini adalah karena ada hal istimewa yang memang dihadiahkan Tuhan kepada kita: seperti doa ibu, dukungan ayah, semangat sahabat, berkah guru dan orang-orang soleh. 

Barangkali hal semacam itulah yang saya rasakan ketika menemukan "perasaan yang bukan-bukan", lalu ketika menghadap pada seorang Syekh (guru), ada pancaran-pancaran rohaniah yang keluar dari wajah dan bahasa jiwanya yang seolah mengatakan:

"Mari terus berjuang nak. Teruslah belajar. Meskipun ini tak mudah, tapi sejarah belum selesai, masih ada banyak hal yang harus diperjuangkan daripada kau pilih menyerah dan usai."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Memoir Februari- Mei

Hapuslah Kesedihanmu

Apakah Agama itu Sederhana?