Berguru Kepada Ahmad Tohari

Setiap waktu yang kita miliki adalah anugerah. Yang berlalu tak bisa diulangi. Sedangkan yang akan datang pun tak kunjung pasti. Maka yang pantas untuk diperjuangkan dan diisi dengan hal-hal yang positif, bermanfaat dan membangun adalah masa kini.

Tapi yang menyebalkan adalah bahwa kita (atau aku saja) tak senantiasa sadar akan waktu-waktu yang dimiliki. Membiarkan semua berlalu tanpa ada jejak-jejak yang bernilai. 

Kerjaanku kalau sedang gak produktif ya ngelihat orang-orang yang sukses. Seperti Ahmad Tohari misalnya. Secara kasat mata, beliau itu sederhana. Perawakannya tegap, modelnya gak aneh-aneh, simpel, tapi sangat bersahaja.

Quote beliau yang paling saya sukai adalah: 

"Dalam hidup ini banyak sekali hal yang perlu kita persaksikan dan kita catat sebagai kekayaan batin dan kekayaan intelektual generasi-generasi mendatang."

Jadi dari Ahmad Tohari, kita bisa belajar bahwa setiap kita, khusunya generasi muda mempunyai tugas dan andil yang sangat besar dalam eksistensi sejarah. Sebab itu kita harus benar-benar mampu menyaksikan banyak hal yang berkaitan dengan kehidupan. Karena betapapun kita berusaha melalaikan beban sejarah, kita pun kelak dimaknai sebagai sejarah dalam waktu yang akan datang. Entah berupa sejarah yang indah, atau sejarah kelam.

Itu tadi pandangan Ahamd Tohari dalam keterkaitan kita dengan gerak-gerik sejarah. Selanjutnya, pandangan beliau yang tak kalah menyihir alam batin saya adalah kaitan dirinya dengan proses kepenulisan. 

Setelah Ahmad  merampungkan triloginya, ia mengatakan: " Apakah setelah menulis ini saya disebut sastrawan atau penulis itu sama sekali tidak penting bagi saya. Posisi saya ketika menulis adalah saya adalah saksi yang harus mewartakan hal ini kepada kehidupan."

Saya memang tidak pernah punya kesempatan untuk bisa bertemu dengan Ahmad Tohari secara langsung. Tapi gagasan-gagasanya mengenai kehidupan telah tertancap dalam diri saya. Ia adalah lautan yang menyadarkan betapa kehidupan layak diartikan melalui kedalaman-kedalaman arti dan eksistensi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Memoir Februari- Mei

Hapuslah Kesedihanmu

Apakah Agama itu Sederhana?