Fatamorgana

Di balik reranting tempat burung-burung memadu kasih

Dan warna-warni pelangi yang menghibur anak-anak gadis

Usai petir dan hujan yang mengundang mendung resah

Ada saja yang memilih kekalahan



Ia bernama kelalaian

Atas kasih dan damai yang tak disebut

dengan jelas darimana namanya berasal

Tapi dalam Isyarat itulah balasan


Terpedih dan amat menyakitkan

Saat semesta hanya mengenang aku

Semua asal, semua sebab dan semua kata hanya untukku

Tapi kuucap engkau


Untuk mengentas kenestapaan

Untuk merayakan kebenaran

dan kuasa langit, pikirnya, tapi itu sungguh fatamorgana

Allah dan orang-orang mukmin 


Tak mungkin dapat dikelabuhi

Sejatinya kepentingan dan kecongkakan

Hanya akan bersusah payah

Menyiasati dan menipu diri mereka sendiri.


_____________________________________


Deskripsi: 

Saat ini, atau bahkan sudah menjadi bahasa kehidupan yang terus terulang di setiap zaman, sulit sekali bagi kita ntuk membedakan mana yang kawan dan mana yang lawan, mana yang membela agama dan mana yang menista agama: semuanya berdiri pada satu dinding besar "atas nama" kebenaran. 


Tapi entahlah, pada dasarnya setiap kita memang dibesarkan oleh prinsip dan perspektif masing-masing. Tapi yang paling palsu dan menipu adalah "keakuan", atau ananiah. Selamanya ia tetaplah fatamorgana.


06.04.19


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Memoir Februari- Mei

Hapuslah Kesedihanmu

Apakah Agama itu Sederhana?