NURANI

Kenapa sih dalam kehidupan sehari-hari selalu ada cekcok dan perselisihan? Seolah-olah tidak ada lagi rasa pengertian dan saling menghormati antar satu sama lain. Ya, budaya ribut atau saling ngotot menandakan adanya masalah ( ketidaksehatan) dalam dua daya khas manusia : nalar dan nurani. 


Nalar yang sehat menjadikan gerak kehidupan berjalan secara runut dan sistematis. Seseorang dengan pikiran yang jernih akan mampu memahami serta menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Disini dia akan mengerti kapan dia bertindak atas nama hak pribadi, dan kapan dia harus menakar segala perbuatannya yang berhubungan dengan "hak selain diri", sosial. 


Sederhananya, kemampuan nalar adalah kemampuan untuk mencapai kebenaran yang bersifat angka-angka ( haqiqoh riyadliyah) alias pasti (dloruri). Dan nyatanya, realitas tidak sesederhana dan selugu itu dengan selalu diisi dengan perkara-perkara tersebut. Selalu saja ada "daya" ataupun "kuasa" yang mau mencoba menembus batas angka-angka tersebut. Disinilah titik munculnya "chaos" atau kekacauan dalam kehidupan. Dan saat itulah nurani tertuntut untuk berani acungkan tangan. Manusia harus belajar dari nurani untuk bisa menyeimbangkan sisi-sisi kehidupan yang dirasa kurang yang pada akhirnya menyebabkan kegelisahan. 


Nurani adalah suara hati yang mengajak kita untuk saling mengerti, saling belajar, saling memaafkan, saling mengingatkan, saling menghormati dan saling mengharapkan keselamatan karena sadar bahwa kita sama-sama makhluk Tuhan. 


Gamaliah 26 oktober 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Memoir Februari- Mei

Hapuslah Kesedihanmu

Apakah Agama itu Sederhana?